Tips: Berbicara kepada Anak-anak


Tips: Berbicara kepada Anak-anak

 Tips :
 Berbicara Kepada Anak-anak
 Dari materi oleh: Renate Zorn
 Konsultan Komunikasi, penulis "Good Conversation is for Everyone: Ten
 Steps
 to Better Conversations"

 Anda mungkin tahu rasanya, bagaimana berkomunikasi dengan anak-anak.
 Terlebih lagi, anak-anak sendiri.
 Berbicara kepada anak-anak, sebetulnya menyenangkan walau kadang-kadang
 mengesalkan. Untuk itu, diperlukan kehati-hatian, mengingat pekanya
 perasaan
 mereka, mengingat masih sedikit dan sempitnya wawasan mereka, dan masih
 polosnya cara berpikir mereka.
 Di sela semua "kelemahan" itu, ada satu kekuatan terbesar yang dimiliki
 hanya di saat tertentu dalam hidup setiap manusia. Kekuatan yang dimiliki
 hanya di saat manusia masih menjadi anak-anak, yaitu daya ingat dan daya
 cerna yang luar biasa pesat dan hebatnya. Berhati-hatilah.
 Berhati-hatilah jika Anda bermasalah di kantor. Jangan sampai kekesalan
 Anda
 tertumpah pada diri dan perasaan mereka. Apapun yang buruk dari mereka,
 akan
 berasal dari perkataan Anda sebagai orang tua.
 Berhati-hatilah jika Anda bermasalah dengan pasangan atau keluarga Anda.
 Jangan sampai kemarahan Anda terlampiaskan pada perasaan dan jiwa yang
 masih
 benar-benar apa adanya. Apapun yang buruk dari mereka, akan berasal dari
 perkataan Anda sebagai orang tua.
 Berhati-hatilah jika jalan hidup Anda tidak sesempurna yang Anda minta.
 Jangan sampai kekecewaan Anda menerpa pada hati dan pikiran suci mereka.
 Sebab Anda akan menciptakan anak-anak yang penuh cacat dan cela di dalam
 jiwanya. Apapun yang buruk dari mereka, akan berasal dari perkataan Anda
 sebagai orang tua.
 Berikut ini adalah tips dari seorang konsultan komunikasi yang mendalami
 persoalan komunikasi antar pribadi, termasuk berkomunikasi dengan
 anak-anak.

 TERSENYUMLAH DENGAN TULUS PADA MEREKA
 Smile! And mean it! Lebih dari 50% komunikasi Anda, dilakukan dengan
 bahasa
 tubuh termasuk ekspresi wajah. Saat berbicara kepada anak-anak, persentase
 itu akan bertambah. Sebab bahasa tubuhlah yang lebih mereka pahami,
 ketimbang bahasa intelektual Anda sebagai orang dewasa.

 JANGANLAH MERENDAHKAN MEREKA
 Janganlah berbicara dengan merendahkan mereka. Adalah baik untuk
 mengetahui
 terlebih dahulu, seberapa jauh pemahaman mereka tentang suatu topik.
 Snorklinglah sebelum diving.

 GUNAKANLAH ALAT PERAGA
 Gunakan sesuatu yang anak-anak dapat melihat, mendengar dan menyentuhnya.
 Gunakanlah alat peraga secukupnya. Tidak perlu kebanyakan dan bertaburan.
 Anda tahu bagaimana anak-anak. Dengan alat peraga, mereka akan lebih mudah
 mengingat berbagai hal.

 SEDERHANAKANLAH BICARA ANDA
 Anak-anak akan cepat lelah dengan deskripsi yang terlalu detil, dan dengan
 teori serta konsep. Gunakanlah cerita, untuk mendemostrasikan informasi
 yang
 akan Anda sampaikan. Buatlah proses itu menjadi fun.

 BERTANYALAH PADA MEREKA
 Pertanyaan akan membuat anak-anak berpikir dan terlibat. Menjawab
 pertanyaan
 bertanya, mengutarakan pendapat, dan melakukan evaluasi, adalah lebih
 menyenangkan bagi mereka dalam memahami berbagai fakta.

 ANTUSIASLAH DI HADAPAN MEREKA
 Jadilah antusias dan enerjik. Ini akan membuat Anda dan mereka tetap
 terjaga
 dan tertarik pada topik.

 PAKAILAH KACAMATA MEREKA
 Anak-anak melihat berbagai hal dengan cara pandang yang berbeda. Mereka
 melihatnya dengan kacamata mereka, bukan kacamata Anda. Concern, prioritas
 dan sistem nilai mereka, juga berbeda. Temukanlah apa yang penting bagi
 mereka, sebelum berbicara. Doronglah mereka untuk meminta penjelasan, jika
 mereka tidak memahami apa yang Anda katakan.

 MEREKA TIDAK PEDULI ANDA SEBAGAI PEMBICARA
 Mereka, tidak peduli apakah Anda seorang pembicara yang hebat atau tidak.
 Apa yang mereka inginkan, hanyalah kejujuran, antusiasme, dan respek. Jika
 Anda melakukan kesalahan berbicara atau lupa akan sesuatu, tak perlu
 khawatir. Anak-anak itu menyenangkan, sebab mereka tak akan menghakimi
 Anda.
 Teruskan saja bicara Anda.

 JUJURLAH PADA MEREKA
 Jika Anda tidak tahu jawaban dari pertanyaan mereka, jujur saja. Tak usah
 Anda karang-karang jawabannya. Anak-anak, biasanya mengetahui jika Anda
 ngibul. Bilang saja nanti akan Anda cari jawabannya. Dan ingatlah, mereka
 akan menagihnya.

 LIBATKANLAH MEREKA
 Libatkanlah mereka. Jika ada bagian dari bicara Anda di mana mereka bisa
 tampil ke depan, melakukan penghitungan, atau membicarakan sesuatu,
 berikan
 kesempatan itu pada mereka.

 JIKA MEREKA HARUS DUDUK DAN DIAM: TEKNIK ABC
 Ada saat atau sesi tertentu di mana anak-anak memang diharapkan hanya
 duduk
 dan mendengarkan. Untuk sesi seperti ini, Anda hanya perlu melakukan
 beberapa penyesuaian.
 A: Attention Span
 Attention span atau rentang perhatian, adalah faktor yang membedakan
 kemampuan mendengar, antara anak-anak dan orang dewasa. Setelah dewasa,
 Anda
 telah bisa mengembangkan kemampuan untuk lebih fokus dan lebih lama
 bertahan
 mendengarkan sesuatu. Anak-anak belum bisa sejauh itu.
 Perhatikanlah acara bagus untuk anak-anak di televisi. Semuanya
 dipecah-pecah ke dalam berbagai segmen yang pendek-pendek. Dibuat seperti
 itu, agar anak-anak tetap duduk dan mendengarkan.
 Jika anak-anak terlibat dalam suatu aktivitas yang tidak dipilihnya
 sendiri,
 mereka akan lebih enggan mendengarkan. Prediksilah secara realistis,
 berapa
 lama mereka akan tetap fokus.
 B: Break it Up
 Jika Anda berbicara pada sekelompok anak-anak, pecahlah mereka menjadi
 kelompok-kelompok kecil. Jika bicara Anda akan panjang atau menyangkut
 beberapa isu sekaligus, pecahlah bahan bicara Anda menjadi
 potongan-potongan
 yang sederhana dan mudah dicerna.
 C: Children are Still Children
 Seberapa pun besarnya energi dan antusiasme Anda, mereka tak akan pernah
 melihatnya dari perspektif Anda. Selogis apapun pernyataan Anda, mereka
 tak
 akan pernah melihatnya seperti Anda melihatnya. Cobalah untuk memasuki
 sudut
 pandang mereka, kemudian bertanyalan WIIFM (What's In It For Me?). Sebab,
 mereka juga punya yang namanya minat dan ketertarikan pada sesuatu.
 KESIMPULAN
 Sebagian besar dari kita, adalah orang-orang dewasa yang tak sempurna,
 manusia-manusia yang penuh dengan cacat dan cela. Sebagian besarnya,
 disebabkan oleh kata dan bicara para orang tua kita. Kita masih bisa
 merasakan bekas dan carut-marutnya. Itulah luka lama kita, yang kecil
 kemungkinan bisa hilang selamanya.
 Kita tidak akan menyalahkan para orang tua. Sebab mereka hanya berjalan
 sesuai dengan perkembangan ilmu dan pengetahuan, sejalan dengan impian dan
 harapan, seiring dengan wawasan dan kemampuan. Begitulah yang telah
 terjadi,
 dan kita sudah tidak bisa apa-apa lagi, kecuali membangun masa depan.
 Apa yang terpenting, adalah menciptakan masa depan yang lebih baik dan
 makin
 baik. Masa depan dari anak-anak kita.
 Kita tak ingin mereka sama tak sempurnanya dengan kita. Kita ingin mereka
 lebih baik dari kita. Kita tak ingin semua cacat dan cela menggores lagi,
 seperti yang terjadi pada diri kita sendiri. Kita tak ingin semua itu
 datang
 dan datang lagi. Oleh sebab itu, janganlah kita ulangi kembali.
 Anak-anak tetaplah anak-anak. Orang dewasa mestinya makin dewasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar