“Mau belajar tentang cinta dan kasih sayang, bacalah kisah cinta seorang idiot ini. Cinta itu ternyata sederhana bagi yang memiliki dan mengalami, tapi tidak bagi mereka yang hanya beretorika tentang cinta”
Di suatu desa yang kecil hiduplah sepasang suami istri. Trisni dan suaminya Trisna. Trisna seorang pemuda idiot, namun dikenal baik di kampung itu.
Mereka baru menikah dua tahun dan belum dikaruniai anak. Mereka hidup dari hasil tani dan satu ekor sapi. Meski sederhana dan suami idiot, jiwa Trisni tenang dan lembut.
Karakter jiwa yang baik dan sabar ini membuat rumahtangga Trisna harmonis. Beda dengan tetangga mereka keluarga Pak Nanda dan istrinya Nindi, meski banyak sapi dan luas sawahnya, tapi sering berantem. Masalahnya, bu Nindi bawel dan suka bantah suami.
Suatu hari desa mereka kena bencana kelaparan. Ladang kena hama, musim kering dan tidak menghasilkan apapun. Sapi mereka hanya ada satu. Suatu hari istrinya mengingatkan Trisna bahwa uang pembeli beras sudah habis. Dia bertanya, mas apa yang harus kita lakukan karena beras sudah habis. Trisna menjawab: “nggak tahu”.
Sang istri maklum dengan jawab suaminya, karena memang idiot. Mas gimana kalau kita jual sapi kita satu-satunya. Suami kembali menjawab: “ya, nggak tahu…”. Istrinya maklum.
Trisni berkata ” kalau begitu mas besok ke pasar saja ya, jual sapi kita supaya ada uang beli beras.” Trisna pun menjawab: “iya, besok aku ke pasar.”
*******
Besoknya si Trisna pun berangkat ke pasar. Di tengah jalan para pemuda desa yang sedang main bola mengganggu si idiot. ” Hei Trisna mau kemana?”. Ia menjawab: ” Disuruh istri jual sapi ke pasar.”
“Hai Trisna sekarang orang nggak punya uang, sapi nggak laku. Ini kambing kami, jual kambing saja, mari sini sapimu.” Lalu dia pun menerima tawaran tersebut. Sapi ditukar dengan kambing.
Tak jauh dari tempat itu sekelompok pemuda desa lain mengganggu si Trisna ”Mau kemana lu idiot?
KISAH ROMANTIS SEORANG IDIOT
“Aku mau jual kambing untuk beli beras di pasar. tadi sih aku punya sapi… tapi teman temanku bilang tidak laku, jadi aku tukar sapiku dengan kambing mereka.” Mereka mentertawakan si Trisna sambil berkata: “Kambing juga nggak laku, jaman sekarang banyak maling di kampung kita. Lebih laku anjing ha ha ha…
Ini anjing bawa ke pasar Trisna, supaya kamu bisa cepat beli beras, kamu kan sayang istri”. Si Trisna pun setuju menukar kambing dengan anjing kampung yang kudisan.
Setiba di pasar Trisna berteriak menjajakan anjingnya. “Anjing anjing..anjing anjing, bisa jaga rumah….siapa mau beli anjing….anjing.”.
Tiba-tiba seorang manajer marketing perusahaan elektronik dengan mobil BMW melewati pasar itu kagum dengan semangat pria penjual anjing tsb. Karena peristiwa itu tidak lumrah. Dia berpikir mau rekrut si pemuda itu.
Diapun berhenti. ” Mas jual anjing…. ? Yang lain tidak ada yg jual anjing, hanya Mas. Apa ada yang beli…kok semangat sekali menjualnya…?” Trisna menjawab: “Sebenarnya tadi saya bawa sapi, tapi………..” lalu ia menceritakan pengalamannya bagaimana sapi jadi kambing lalu kemudian bertukar jadi anjing.
Keheranan manejer marketing itu makin menjadi jadi. “Mas, apa istrimu tidak marah jika tau peristiwa ini.?” Trisna ketus menjawab “Tidak..tidak, sama sekali tidak. Istri saya tidak rewel, apalagi bawel…tidak!
“Ah masak sih istri mas tidak marah?. Saya tidak percaya. ” Trisna memotong percakapan: terserah bapak, yang penting istriku hormat sama aku meski aku ini bodohhh. Titik!”
Sang manajer itu lalu bertaruh dengan si Trisna. ” Mas aku nggak percaya. Ayo kita ke rumahmu. Kalau istrimu benar benar tidak marah, mobil BMW saya berikan kamu!”. Trisna menjawab: ” Boleh, silahkan, mari ke rumah saya. Yang tahu istriku ya aku, sampeyan gimana sih…?
*******
Setiba di rumah sang istri menyambut Trisna dengan gembira. “Oh mas sudah pulang…. mana berasnya…?” sambil Trisni merangkul suaminya penuh mesra.
“Duh Trisni saya belum sempat, karena anjing belum laku. Bla bla bla……. Lalu si idiot menceritakan pengalamannya bagaimana sapi bertukar hingga jadi anjing…” Namun aneh istrinya tidak marah sama sekali. Trisni malah berkata:
” Ya sudahlah mas tidak apa-apa….Mungkin belum rejeki. .rezeki itu….. selalu ada saja kok. Kita sabar saja ya…..O ya, mas lapar ya..nanti aku siapkan makanan dulu ya. Soal anjing nggak masalah, besok bisa coba jual lagi. Tamu mas juga mau makan?” “Mari pak silahkan duduk” sapa Trisni dengan senyum ramah kepada tamunya yang sedang terpana dengan kejadian tadi
Lalu Trisna mendekati manajer tsb, “Pak, lihat sendirikan istri saya tidak marah, tidak rewel… Dia tetap senyum mengambut saya. He he he…meski miskin aku bahagia kok Pak, karena istriku baik…sayang sama saya….bagaimana, Bapak jadi mau kasih mobil kan….he he he….?”
Dengan rasa rasa malu, nyaris tidak percaya dengan kejadian itu, sang manejer menyerahkan kunci dan surat mobil BMW itu pada si Trisna. Sempat duduk lemes di kursi tamu yang sudah lapuk miliki keluarga pasangan romantis ini.
Usai membuatkan minuman, Trisna memberikan kunci mobil sambil menceritakan kronologi perjanjian dia dengan si Manajer tadi. Betapa girangnya hati Trisni. Sambil memeluk Trisna dia berkata: ” Mas Trisna duhhh pergi bawa sapi, pulang bawa mobil BMW. Mas memang pria paling pinterrr sekampung kita….he he….”
Betapa bahagianya keluarga Trisna dan Trisni. Benar juga kata si Trisni bahwa rezeki itu nggak kemana-mana.
Sumber : Kompasiana