KISAH PENGHAPAL LAGU DAN PENGHAPAL QUR'AN

Dua kisah nyata yang begitu menggugah dan dapat mengubah hidup Anda.
Aku ditugaskan mengatur lalu lintas di sebuah jalan tol. Di samping menjaga keamanan jalan, tugasku membantu orang-orang yang membutuhkan bantuan. Pekerjaan baruku sungguh menyenangkan. Aku lakukan tugas-tugasku dengan semangat dan dedikasi tinggi. Tetapi, hidupku bagai selalu diombang-ambingkan ombak. Aku bosan dengan rutinitas. Sampai suatu hari terjadilah suatu peristiwa yang hingga kini tak pernah kulupakan.
Ketika itu, kami dengan seorang kawan sedang bertugas di sebuah pos jalan. Kami asyik ngobrol, tiba-tiba kami dikagetkan oleh suara benturan yang amat keras. Kami mengalihkan pandangan. Ternyata, sebuah mobil bertabrakan dengan mobil lain yang meluncur dari arah berlawanan. Kami segera berlari menuju tempat kejadian untuk menolong korban.
Kejadian yang sungguh tragis. Kami lihat dua awak salah satu mobil daIam kondisi sangat kritis. Keduanya segera kami keluarkan dari mobil lalu kami bujurkan di tanah. Kami cepat-cepat menuju mobil satunya. Ternyata pengemudinya telah tewas dengan amat mengerikan. Kami kembali lagi kepada dua orang yang berada dalam kondisi koma. Temanku menuntun mereka mengucapkan kalimat syahadat.
Ucapkanlah “Laailaaha Illallaah…Laailaaha Illallaah…” perintah temanku.
Tetapi sungguh mengherankan, dari mulutnya malah meluncur lagu-lagu. Keadaan itu membuatku merinding.Temanku tampaknya sudah biasa menghadapi orang-orang yang sekarat…Kembali ia menuntun korban itu membaca syahadat.
Aku diam membisu. Aku tak berkutik dengan pandangan nanar. Seumur hidupku, aku belum pernah menyaksikan orang yang sedang sekarat, apalagi dengan kondisi seperti ini. Temanku terus menuntun keduanya mengulang-ulang bacaan syahadat. Tetapi… keduanya tetap terus saja melantunkan lagu.
Tak ada gunanya, suara lagunya semakin melemah dan lemah sekali. Orang pertama diam, tak bersuara lagi, disusul orang kedua. Tak ada gera, keduanya telah meninggal dunia. Kami segera membawa mereka ke dalam mobil. Temanku menunduk, ia tak berbicara sepatah pun. Selama pejalanan hanya ada kebisuan, hening.
Kesunyian pecah ketika temanku memulai bicara. Ia berbicara tentang hakikat kematian dan su’ul khatimah (kesudahan yang buruk). Ia berkata: “Manusia akan mengakhiri hidupnya dengan baik atau buruk. Kesudahan hidup itu biasanya pertanda dari apa yang dilakukan olehnya selama di dunia”. Ia bercerita panjang lebar padaku tentang berbagai kisah yang diriwayatkan dalam buku-buku Islam. Ia juga berbicara bagaimana seseorang akan mengakhiri hidupnya sesuai dengan masa lalunya secara lahir batin.
Perjalanan ke rumah sakit terasa singkat oleh pembicaraan kami tentang kematian. Pembicaraan itu makin sempurna gambarannya tatkala ingat bahwa kami sedang membawa mayat. Tiba-tiba aku menjadi takut mati. Peristiwa ini benar-benar memberi pelajaran berharga bagiku. Hari itu, aku shalat kusyu’ sekali.
Tetapi perlahan-lahan aku mulai melupakan peristiwa itu. Aku kembali pada kebiasaanku semula…Aku seperti tak pemah menyaksikan apa yang menimpa dua orang yang tak kukenal beberapa waktu lalu. Tetapi sejak saat itu, aku memang benar-benar menjadi benci kepada yang namanya lagu-lagu. Aku tak mau tenggelam menikmatinya seperti sedia kala. Mungkin itu ada kaitannya dengan lagu yang pemah kudengar dari dua orang yang sedang sekarat dahulu.
Selang enam bulan dari peristiwa mengerikan itu, sebuah kejadian menakjubkan kembali terjadi di depan mataku. Seseorang mengendarai mobilnya dengan pelan, tetapi tiba-tiba mobilnya mogok di sebuah terowongan menuju kota. Ia turun dari mobilnya untuk mengganti ban yang kempes. Ketika ia berdiri di belakang mobil untuk menurunkan ban serep, tiba-tiba sebuah mobil dengan kecepatan tinggi menabraknya dari arah belakang. Lelaki itu pun langsung tersungkur seketika.
Aku dengan seorang kawan, -bukan yang menemaniku pada peristiwa yang pertama- cepat-cepat menuju tempat kejadian. Dia kami bawa dengan mobil dan segera pula kami menghubungi rumah sakit agar langsung mendapatpenanganan.
Dia masih muda, dari tampangnya, ia kelihatan seorang yang ta’at menjalankan perintah agama. Ketika mengangkatnya ke mobil, kami berdua cukup panik, sehingga tak sempat memperhatikan kalau ia menggumamkan sesuatu. Ketika kami membujurkannya di dalam mobil, kami baru bisa membedakan suara yang keluar dari mulutnya.
Ia melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an dengan suara amat lemah. “Subhanallah! ” dalam kondisi kritis seperti , ia masih sempat melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran? Darah mengguyur seluruh pakaiannya; tulang-tulangnya patah, bahkan ia hampir mati.
Dalam kondisi seperti itu, ia terus melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an dengan suaranya yang merdu. Selama hidup aku tak pernah mendengar suara bacaan Al Quran seindah itu. Dalam batin aku bergumam sendirian: “Aku akan menuntun membaca syahadat sebagaimana yang dilakukan oleh temanku terdahulu… apalagi aku Sudah punya pengalaman,” aku meyakinkan diriku sendiri.
Aku dan kawanku seperti kena hipnotis mendengarkan suara bacaan Al-Qur’an yang merdu itu. Sekonyong-konyong tubuhku merinding menjalar dan menyelusup ke setiap rongga. Tiba-tiba suara itu berhenti. Aku menoleh ke belakang. Kusaksikan dia mengacungkan jari telunjuknya lalu bersyahadat. Kepalanya terkulai, aku melompat ke belakang. Kupegang tangannya, detak jantungnya nafasnya, tidak ada yang terasa. Dia telah meninggal dunia.
Aku lalu memandanginya lekat-lekat, air mataku menetes, kusembunyikan tangisku, takut diketahui kawanku. Kukabarkan kepada kawanku kalau pemuda itu telah wafat. Kawanku tak kuasa menahan tangisnya. Demikian pula halnya dengan diriku. Aku terus menangis, air mataku deras mengalir. Suasana dalam mobil betul-betul sangat mengharukan.
Sampai di rumah sakit, kepada orang-orang di sana kami mengabarkan perihal kematian pemuda itu dan peristiwa menjelang kematiannya yang menakjubkan. Banyak orang yang terpengaruh dengan kisah kami, sehingga tak sedikit yang meneteskan air mata. Salah seorang dari mereka, demi mendengar kisahnya, segera menghampiri jenazah dan mencium keningnya.
Salah seorang petugas tumah sakit menghubungi rumah almarhum. Kami ikut mengantarkan jenazah hingga ke rumah keluarganya. Salah seorang saudaranya mengisahkan ketika kecelakaan, sebetulnya almarhum hendak menjenguk neneknya di desa. Pekerjaan itu rutin ia lakukan setiap hari Senin. Di sana, almarhum juga menyantuni para janda, anak yatim dan orang-orang miskin. Ketika tejadi kecelakaan, mobilnya penuh dengan beras, gula, buah-buahan dan barang-barang kebutuhan pokok lainnya. Ia juga tak lupa membawa buku-buku agama dan kaset-kaset pengajian. Semua itu untuk dibagi-bagikan kepada orang-orang yang ia santuni. Bahkan ia juga membawa permen untuk dibagi-bagikan kepada anak-anak kecil.
Bila ada yang mengeluhkan-padanya tentang kejenuhan dalam pejalanan, ia menjawab dengan halus. “Justru saya memanfaatkan waktu perjalananku dengan menghafal dan mengulang-ulang bacaan Al-Qur’an, juga dengan mendengarkan kaset-kaset pengajian, aku mengharap ridha Allah pada setiap langkah kaki yang aku ayunkan,” kata almarhum.
Dan aku sungguh seakan-akan sedang menghadapi hari pertamaku di dunia. Aku benar-benar bertaubat dari kebiasaan burukku. Mudah-mudahan Allah mengampuni dosa-dosaku di masa lalu dan meneguhkanku untuk tetap mentaatinya, memberiku kesudahan hidup yang baik (khusnul khatimah) serta menjadikan kuburanku dan kuburan kaum muslimin sebagai taman-taman Surga. Amin.
(Azzamul Qaadim, hal 36-42)

PUISI MOTIVASIONAL



MISTERI HAJAR ASWAD

MISTERI HAJAR ASWAD

Neil Amstrong telah membuktikan bahwa kota Mekah adalah pusat dari planet Bumi. Fakta ini telah di diteliti melalui sebuah penelitian Ilmiah. Ketika Neil Amstrong untuk pertama kalinya melakukan perjalanan ke luar angkasa dan mengambil gambar planet Bumi, di berkata : “Planet Bumi ternyata menggantung di area yang sangat gelap, siapa yang menggantungnya ?.”

Para astronot telah menemukan bahwa planet Bumi itu mengeluarkan semacam radiasi, secara resmi mereka mengumumkannya di Internet, tetapi sayang nya 21 hari kemudian website tersebut raib yang sepertinya ada asalan tersembunyi dibalik penghapusan website tersebut.

Setelah melakukan penelitian lebih lanjut, ternyata radiasi tersebut berpusat di kota Mekah, tepatnya berasal dari Ka’Bah. Yang mengejutkan adalah radiasi tersebut bersifat infinite ( tidak berujung ), hal ini terbuktikan ketika mereka mengambil foto planet Mars, radiasi tersebut masih berlanjut terus. Para peneliti Muslim mempercayai bahwa radiasi ini memiliki karakteristik dan menghubungkan antara Ka’Bah di di planet Bumi dengan Ka’bah di alam akhirat.

Di tengah-tengah antara kutub utara dan kutub selatan, ada suatu area yang bernama ‘Zero Magnetism Area’, artinya adalah apabila kita mengeluarkan kompas di area tersebut, maka jarum kompas tersebut tidak akan bergerak sama sekali karena daya tarik yang sama besarnya antara kedua kutub.

Itulah sebabnya jika seseorang tinggal di Mekah, maka ia akan hidup lebih lama, lebih sehat, dan tidak banyak dipengaruhi oleh banyak kekuatan gravitasi. Oleh sebab itu lah ketika kita mengelilingi Ka’Bah, maka seakan-akan diri kita di-charged ulang oleh suatu energi misterius dan ini adalah fakta yang telah dibuktikan secara ilmiah.

Penelitian lainnya mengungkapkan bahwa batu Hajar Aswad merupakan batu tertua di dunia dan juga bisa mengambang di air. Di sebuah musium di negara Inggris, ada tiga buah potongan batu tersebut ( dari Ka’Bah ) dan pihak musium juga mengatakan bahwa bongkahan batu-batu tersebut bukan berasal dari sistem tata surya kita.

Dalam salah satu sabdanya, Rasulullah SAW bersabda, “Hajar Aswad itu diturunkan dari surga, warnanya lebih putih daripada susu, dan dosa-dosa anak cucu Adamlah yang menjadikannya hitam. ( Jami al-Tirmidzi al-Hajj (877) )

Wallahualam dan ambil sisi positifnya aja untuk meningkatkan keimanan kita terhadap kebesaran Allah Swt

Jika ilmu tidak diasah

 Belajar dari penebang pohon

Sahabat …

Ada seorang saudagar kaya raya dan rendah hati ingin memberi pekerjaan kepada seorang pekerja yang kuat. Suatu hari dipanggillah seorang pekerja tersebut,

"Wahai bapak yg memiliki tubuh yg sangat kuat, aku ingin memberimu hadiah 1000 keping emas, tapi ada syaratnya."

“Apa syaratnya tuan?” Tanya sang pekerja.

“Saya akan memberikan 1000 keping uang emas kepadamu jika kamu mampu menebang 1000 pohon di kebunku dalam waktu 100 hari, jika dalam 100 hari kamu menebang pohon kurang dari itu maka hadiah tersebut tidak akan aku berikan” jawab sang saudagar.

Wow ...berarti dengan menebang sebatang pohon dia akan dibayar dengan sekeping uang emas? Dengan modal badan yang kuat dan kapak yang tajam serta impian untuk membahagiakan orang-orang yang dicintainya, sang pekerja menyanggupi, “ Saya akan melakukannya tuan.”

Syarat itu berusaha dipenuhi dengan diperlihatkan keberhasilannya menebang 20 pohon dengan mudah di hari pertama, setelah itu sang pekerja itu pun pulang untuk istirahat sambil membawa kapak yg digunakan menebang pohon tersebut.

Sang pekerja berpikir apabila di hari pertama saja sudah berhasil menebang 20 pohon, hampir bisa dipastikan jika syarat itu pasti terpenuhi.

Ternyata setelah tiba hari ke-100 syarat itu "gagal" terpenuhi karena sang pekerja hanya mampu menebang 500 pohon.

Lalu dimana letak kegagalannya???
Padahal tubuh sang pekerja kuat dan semangatnya begitu tinggi?
Apakah karena tidak terbiasa menebang pohon?
Tapi di hari pertama kan sudah berhasil menebang 20 pohon?
Jadi kalau dihitung khan 100 x 20 = 2000 pohon?
Bahkan seharusnya bisa selesai dalam 50 hari?
Lalu dimana letak kesalahannya???

Setelah diteliti secara detail akhirnya di temukanlah sebuah kesalahan yg sangat fatal, yaitu sang petani itu hanya mengandalkan kekuatannya dia menggunakan kapaknya setiap menebang pohon secara terus-menerus dan lupa mengasahnya sehingga hari demi hari kapak itu menjadi tumpul dan tidak setajam ketika hari pertama.

Sahabat …
Apabila kisah di atas kita hubungkan dengan kehidupan kita...ternyata masih banyak diantara kita yang melakukan kesalahan yang sama dengan yang dilakukan sang pekerja tersebut.

Sang pekerja sebenarnya sudah bagus, dia berani mengambil tantangan sang saudagar dan menggapai impian 1000 keping emas untuk membahagiakan orang-orang yang dicintainya. Karena berapa banyak orang yang tidak berani mengambil tantangan dan menggapai impian yang besar. Mereka mempunyai prinsip hidup seperti air mengalir saja. Tidak perlu tujuan dan cita-cita yang besar. Dan sang petani tidak seperti itu, dia berani menggapai impian yang besar dan berani membayar harganya.
Tetapi impian besar dan semangat tinggi tidak cukup…

Kita mempunyai cita-cita dan impian yang besar…
Menjadi manusia yang SUKSES dalam segala hal…
Sukses sebagai pribadi yang baik dan sholeh sampai akhir hayat…
Sukses membina keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah…
Sukses dalam karir dan bisnis …
Sukses menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang banyak…
Dan sukses yang sesungguhnya yaitu selamat dari siksa neraka dan mendapat rahmat Allah dimasukkan ke dalam surga…

Itu semua adalah impian dan cita-cita yang besar...
Semakin besar impian pasti semakin sulit mencapainya,
Dan pasti akan menghadapi tantangan dan masalah yang besar
Tapi kita lebih suka menjadi orang yang tidak suka perubahan.
Kita malas mengasah kemampuan diri kita…

Manusia adalah makhluk yang kompleks…
Banyak hal yang harus diasah untuk mencapai impiannya…
Mengasah kesehatan fisik kita dengan berolahraga
Mengasah kemampuan berpikir dengan banyak membaca dan belajar
Mengasah ruhani kita dengan banyak membaca Al-Quran, hadir di majlis taklim/dzikir, dan beribadah
Mengasah jiwa kita dengan memberikan cinta dan kasih sayang kepada orang lain
Mengasah kemampuan skill dengan berlatih dan beraktivitas
Mengasah kemampuan berbisnis kita dengan belajar kepada orang sukses
Mengasah kepemimpinan kita dengan memimpin diri sendiri dan keteladanan
Mengasah kesadaran kita dengan banyak merenung dan bermuhasabah
Mengasah semangat kita dengan berkumpul bersama orang-orang positif

Insya Allah dengan selalu mengasah hal tersebut diatas, apapun impian anda akan tercapai selama Allah berkehendak...Yang jelas sesuai firman-Nya :

INNALLAAHA LAA YUGHOYYIRU MAA BI QOUMIN HATTAA YUGHOYYIRUU MAA FII ANFUSIHIM
" Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka mengubah 'dirinya sendiri' (maa fii anfusihim)."

OK… AMBIL TANTANGAN…. DAN JANGAN LUPA ASAH KAPAK ANDA !!!

Jangan Bilang Aku Tidak Mampu

Motivasi Hidup: Jangan Bilang Aku Tidak Mampu

Kalau kita memiliki anggota badan yang lengkap tapi masih sering mengeluh dan sering bilang “Aku tidak mampu” atau “mengapa hidupku susah” ? Coba perhatikan gambar di bawah. Walau memiliki kekurangan, beliau memiliki tekad hidup yang kuat dan tidak mau meminta-minta. Subhanallah. Apakah kita tidak malu dengan beliau? kita diberi nikmat kelengkapan anggota badan tapi masih malas berusaha.
Motivasi Hidup

Motivasi Hidup
Motivasi Hidup
Motivasi Hidup
Motivasi Hidup
Motivasi Hidup
Motivasi Hidup
Motivasi Hidup
Semoga gambar diatas bisa mengingatkan kita untuk senantiasa bersyukur dan pantang menyerah dalam hidup ini. Kalau kita mau berusaha pasti kita bisa.
Semoga bermanfaat.

Tujuh Prinsip Berkomunikasi (Ini Menentukan Hidup Anda)
Berdasarkan materi dari: e-NotAlone.
Hidup Anda, sepenuhnya adalah komunikasi.
Jika Anda membuka mulut, dan orang lain mendengarkan, maka Anda telah berkomunikasi.
Jika Anda membuka mulut dan Anda menguap, maka Anda telah berkomunikasi. Untuk yang ini, kita bisa menyebutnya "Dragon Communication", he...he...he... becanda.
Jika Anda melakukan afirmasi kepada diri sendiri, misalnya "Saya bisa!", maka Anda telah berkomunikasi. Hal yang sama juga terjadi saat Anda mengkomunikasikan "Aku sih nggak mampu" ke dalam jiwa Anda. Anda berkomunikasi dengan diri Anda sendiri.
Jika Anda sakit gigi dan Anda merasakannya, maka syaraf Anda telah berkomunikasi dengan otak Anda. Otak Anda, kemudian mengkomunikasikannya kembali ke syaraf Anda. Dan mungkin, otak Anda juga mengkomunikasikannya ke mulut Anda, lalu mulut Anda mengkomunikasikan sesuatu ke dunia luar. "Aduuuuhhh.....aduuuuuuhh.....shhh...aduuuuhhh."
Hidup Anda adalah komunikasi, ke dalam dan ke luar diri Anda.
Jadi, hidup Anda memang komunikasi. Hidup itu sendiri adalah komunikasi. Seluruh perkataan, perbuatan, pikiran dan perasaan Anda, adalah perangkat berkomunikasi.
Itu sebabnya, apa yang termasuk paling penting di dalam hidup Anda, adalah kemampuan berkomunikasi yang makin baik dan lebih baik. Stephen Covey di dalam Seven Habits menyebutkan, "Communication is the most important skill in life." 
Berikut ini adalah tujuh prinsip dasar dari komunikasi. 

PRINSIP #1: KOMUNIKASI SELALU TERJADI
Selalu, kapanpun, di manapun, dengan siapapun, apapun, bagaimanapun, Anda pasti berkomunikasi. Sengaja atau tidak, Anda pasti berkomunikasi. Apakah Anda bertanya, meminta, memanipulasi, menggunakan kekuasaan atau kekuatan, atau bahkan mendemonstrasikan "silent treatment", Anda telah berkomunikasi. Bahkan, if You says nothing You says everything. If You says nothing, everybody else knows that You says anything.
Anda, memang tidak mungkin tidak berkomunikasi. 

PRINSIP #2: KOMUNIKASI ITU KREATIF
Komunikasi itu mengkreasi. Setiap tindakan Anda, baik itu Anda sadari atau tidak Anda sadari, adalah tindakan berkomunikasi yang pasti menciptakan result. Apapun yang Anda lakukan, secara sadar atau secara tidak sadar, pasti mengkomunikasikan sesuatu, dan kemudian menghasilkan sesuatu.
Anda melotot, orang marah atau takut.
Anda tersenyum, orang akan membalasnya.
Anda diam, orang akan diam atau bertanya-tanya.
Anda memberi perintah, orang akan ikut.
Anda menolak, orang mungkin kecewa.

Layar televisi Anda tidak akan menampilkan apa-apa, kecuali Anda menyentuh tombolnya. Layar kehidupan Anda tidak akan menampilkan apa yang bisa Anda nikmati, kecuali Anda tahu mana tombolnya dan bagaimana ia berfungsi. 


PRINSIP #3: ANDA DIBERI KEKUATAN UNTUK MEMILIH
Ciri utama manusia adalah akal. Karakter dasar akal adalah "terikat". Ya, ketahuilah bahwa arti kata "akal" adalah "terikat". Sesuai definisi itu, ketahuilah juga bahwa sesungguhnya akal Anda sebenarnya sempit, sebab ia secara mutlak terikat.
Terikat oleh apa? Terikat oleh "pilihan". Itulah fungsi dasar dari akal Anda. Maka, fungsi akal Anda adalah untuk "memilih". Kekuatan Anda ada pada akal, yaitu pada kemampuan Anda untuk mengelola keterbatasan dengan memilih.
Itu sebabnya, jika Anda merasa tidak bisa memilih, Anda akan merasa "hilang akal".
Jika Anda melihat suatu fenomena, dan kemudian ia berada di luar "koleksi penjelasan" yang dipunyai akal Anda, sehingga Anda tidak punya sebuah penjelasan untuk dipilih, atau dengan kata lain Anda merasa tidak mendapat penjelasan yang bisa diterima akal Anda, Anda akan mengatakan, "Bah...! Itu sih nggak masuk di akal!"
Dengan akal Anda, Anda bisa memilih berbagai cara untuk berkomunikasi. Sebab, komunikasi memang bukan tentang APA melainkan tentang BAGAIMANA.
"Pak... silahkan duduk di sini" atau
"Pak...! Silahkan du...duk! Di sini..!"

Anda bisa memilih untuk mengatakan "ho'oh", atau Anda juga bisa memilih untuk mengatakan "ya" saja. Berkomunikasi adalah tentang memilih cara.
Dengan memilih cara, Anda menentukan hasil akhirnya. 

PRINSIP #4: KOMUNIKASI MENENTUKAN HIDUP ANDA
Jika Anda tidak menyukai berbagai hasil yang Anda alami di dalam hidup, Anda bisa memilih untuk menggunakan cara berbeda dalam berkomunikasi.
Hidup itu sendiri tidak berubah. Apa yang bisa kita lakukan untuk mengubahnya, adalah dengan mengubah cara kita berkomunikasi "tentang" dan "di dalam" kehidupan.
Apapun pelatihan, seminar, atau workshop yang Anda ikuti, semuanya adalah tentang berkomunikasi. Ada yang "keluar" dan ada yang "ke dalam".
Berapa banyak bisnis Anda gol, dan itu disebabkan oleh berbagai hal yang justru tidak Anda pelajari di bangku kuliah? Tanyalah kepada mereka yang telah berhasil di dalam hidup, karir, profesi, atau bisnisnya. Mereka akan menjawab sama. Kuncinya, ada pada komunikasi.
Komunikasi, diterjemahkan ke dalam bahasa apapun yang telah Anda geluti selama ini:

Manajemen
Marketing
Bisnis
Entrepreneurship
Kepemimpinan
Networking
Motivasi
Pendidikan
Ilmu dan pengetahuan
Prinsip-prinsip dan keyakinan hidup
Cita-cita, target, sasaran, impian, harapan

Anda sebut saja lainnya.

Sekolah itu sangat penting. Namun sekolah bukan jaminan kesuksesan Anda. Sebab sekolah adalah tentang metode sistematis untuk memperluas wawasan Anda. Bersekolah adalah berupaya mengembangkan kemampuan berkomunikasi Anda, sehingga Anda akan menikmati keluasan dalam memilih cara berkomunikasi.
Dengan keluasan (baca:kekayaan) itu, Anda akan punya banyak pilihan. Sekolah adalah tentang mengkomunikasikan apa yang ada di layar monitor panca indera Anda, kemudian men-savenya ke harddisk di kepala dan dada Anda.
Saat Anda bekerja dan harus menuangkan kembali semua itu ke dalam dunia nyata, templatenya adalah metode komunikasi. Medianya adalah komunikasi. Sekolah saja tidak membuat Anda sukses, mengkomunikasikan hasil sekolah Andalah yang membuat Anda sukses. Bahkan jika Anda tidak sempat sekolah, Anda tetap bisa sukses jika Anda efektif berkomunikasi.
Apa yang terpenting dari berkomunikasi adalah yang satu ini.

Ketahuilah bahwa segala proses Anda akan berjalan begini: Komunikasi, hasil. Komunikasi, hasil. Komunikasi, hasil. Begitulah seterusnya. Pahamilah bahwa rantai proses itu adalah sebuah situasi, di mana Anda sangat memerlukan daya tahan dalam menjalaninya.

Maka jika Anda berkomunikasi dengan benar, maka Anda telah membangun stamina dengan benar. Dan inilah bekal stamina Anda di dalam hidup:

- Bersyukur jika sukses;
- Bersabar jika belum sukses.

Anda hanya boleh mengkomunikasikan kedua sikap itu ke dalam diri Anda. Anda tidak akan berhasil jika mengganti rasa syukur dengan "tidak bersyukur", "foya-foya", "lupa diri", "kebablasan". Anda juga tidak akan berhasil jika mengganti kesabaran dengan "marah", "tidak terima", "balas dendam", atau "menyerah".
Hidup Anda, tergantung apa yang Anda pilih untuk dikomunikasikan ke dalam diri Anda, dan keluar diri Anda. 

PRINSIP #5: NOTHING IS PERSONAL TO YOU
Komunikasi bukanlah tentang Anda.
Bukan tentang kesalnya Anda di dalam antrian yang panjang. Bukan juga tentang ketidaknyamanan Anda, karena ketidaksenangan pelanggan. Bukan juga tentang sakit Anda dalam merasakan panasnya temperamen kolega Anda .
Komunikasi adalah mekanisme progres dari berbagai hasil. Dengan berkomunikasi, dengan segala pilihan cara, Anda akan menuai hasil. Komunikasi, hasil. Komunikasi, hasil. Begitu seterusnya. Anda sendirilah yang menentukan arah dari hasil itu. Result, result, result...
Contoh yang paling mudah untuk dipahami, adalah saat Anda melakukan prospecting dan follow up untuk prospek dan klien Anda. Itu adalah bentuk nyata dari komunikasi yang progresif. Itu bukan tentang Anda. Itu tentang produk Anda dan kepuasan pelanggan Anda. Bagaimana Anda mengkomunikasikannya, itulah yang menentukan hasil akhir Anda. Bukan Anda-nya.
Anda hanyalah terminal transit untuk lalu lintas berbagai value dan benefits. 


PRINSIP #6: DAHULUKAN MENDENGAR
Semakin Anda mendengar, semakin efektif komunikasi Anda. Semakin baik hasil Anda.
Cukup sulit untuk dapat menikmati proses mendengar, karena kadang itu menyakitkan. Namun demikian, ada baiknya Anda menjadikan proses mendengar sebagai sesuatu yang menarik, menyenangkan (seperti mendengar gosip yang Anda pasti suka), dan menjadikannya alat yang lebih positif dan powerful untuk kesuksesan Anda.

Misalnya dalam iklan dan pemasaran. Iklan yang berhasil, adalah iklan yang mendengar apa yang dikomunikasikan pasar. Pengusaha yang berhasil adalah pengusaha yang mendengar apa yang dikomunikasikan target pasar.
Saya posting sesuatu ke milis, dan melekatkan iklan di dalamnya. Hasilnya? Ada yang nge-banned Saya. Ada yang marahin Saya. Ada yang menerima begitu saja. Ada yang dengan bijak meminta untuk tidak melekatkan iklan lagi. Saya merubahnya dengan mencopot iklan kecuali untuk milis yang Saya moderatori sendiri. Hasilnya? Saya diterima lagi, dan diperbolehkan mengirim posting lanjutan. Apalagi, jika Anda memang membaca tips ini. Itu artinya, Insya Allah Saya mulai bisa mendengar, dan kemudian: Anda-lah yang mendengarkan Saya.
Artikel ini bukan iklan, dan mungkin bermanfaat bagi Anda agar bisa mendengar lebih baik lagi:

Mendengar Lebih Baik.

PRINSIP #7: WHEN ALL ELSE FAILS, TELL THE TRUTH
Satu-satunya hal yang bersifat "personal" dalam berkomunikasi adalah "truth". Tak seperti film X-Files, "The truth is NOT out there." It resides in Your souls. Ia ada di dalam pengalaman pribadi, dan dalam persepsi pribadi. Kebenaran itu telah ada di dalam diri Anda. Galilah dan temukanlah.

Temukanlah kebenaran dengan menggali lebih dalam pengalaman Anda. Temukanlah kebenaran dengan memperbaiki persepsi Anda, dan kemudian galilah persepsi yang benar.

Menceritakan kebenaran dapat menciptakan hasil yang baik untuk Anda. Sering pula, Ia menjadi gagang pintu yang bisa Anda putar untuk membukanya, dan masuk ke dalam ruang yang Anda inginkan.

Galilah dan temukanlah! Lakukanlah dengan cara komunikasi yang benar. Nanti, Anda akan menemukan bahwa kebenaran yang tadinya personal, ternyata adalah kebenaran yang universal. Why? Karena kita adalah keturunan dari satu manusia yang sama!

KESIMPULAN
Anda tidak bisa tidak berkomunikasi. Anda pasti berkomunikasi. Komunikasi Anda akan menciptakan hasil. Dalam berkomunikasi, ada pilihan cara. Hasil Anda ditentukan oleh pilihan cara dalam berkomunikasi.
Anda akan mengkreasi hasil, jika berhasil memilih cara untuk mengkreasinya.
Ikhwan Sopa



Tips: Berbicara kepada Anak-anak


Tips: Berbicara kepada Anak-anak

 Tips :
 Berbicara Kepada Anak-anak
 Dari materi oleh: Renate Zorn
 Konsultan Komunikasi, penulis "Good Conversation is for Everyone: Ten
 Steps
 to Better Conversations"

 Anda mungkin tahu rasanya, bagaimana berkomunikasi dengan anak-anak.
 Terlebih lagi, anak-anak sendiri.
 Berbicara kepada anak-anak, sebetulnya menyenangkan walau kadang-kadang
 mengesalkan. Untuk itu, diperlukan kehati-hatian, mengingat pekanya
 perasaan
 mereka, mengingat masih sedikit dan sempitnya wawasan mereka, dan masih
 polosnya cara berpikir mereka.
 Di sela semua "kelemahan" itu, ada satu kekuatan terbesar yang dimiliki
 hanya di saat tertentu dalam hidup setiap manusia. Kekuatan yang dimiliki
 hanya di saat manusia masih menjadi anak-anak, yaitu daya ingat dan daya
 cerna yang luar biasa pesat dan hebatnya. Berhati-hatilah.
 Berhati-hatilah jika Anda bermasalah di kantor. Jangan sampai kekesalan
 Anda
 tertumpah pada diri dan perasaan mereka. Apapun yang buruk dari mereka,
 akan
 berasal dari perkataan Anda sebagai orang tua.
 Berhati-hatilah jika Anda bermasalah dengan pasangan atau keluarga Anda.
 Jangan sampai kemarahan Anda terlampiaskan pada perasaan dan jiwa yang
 masih
 benar-benar apa adanya. Apapun yang buruk dari mereka, akan berasal dari
 perkataan Anda sebagai orang tua.
 Berhati-hatilah jika jalan hidup Anda tidak sesempurna yang Anda minta.
 Jangan sampai kekecewaan Anda menerpa pada hati dan pikiran suci mereka.
 Sebab Anda akan menciptakan anak-anak yang penuh cacat dan cela di dalam
 jiwanya. Apapun yang buruk dari mereka, akan berasal dari perkataan Anda
 sebagai orang tua.
 Berikut ini adalah tips dari seorang konsultan komunikasi yang mendalami
 persoalan komunikasi antar pribadi, termasuk berkomunikasi dengan
 anak-anak.

 TERSENYUMLAH DENGAN TULUS PADA MEREKA
 Smile! And mean it! Lebih dari 50% komunikasi Anda, dilakukan dengan
 bahasa
 tubuh termasuk ekspresi wajah. Saat berbicara kepada anak-anak, persentase
 itu akan bertambah. Sebab bahasa tubuhlah yang lebih mereka pahami,
 ketimbang bahasa intelektual Anda sebagai orang dewasa.

 JANGANLAH MERENDAHKAN MEREKA
 Janganlah berbicara dengan merendahkan mereka. Adalah baik untuk
 mengetahui
 terlebih dahulu, seberapa jauh pemahaman mereka tentang suatu topik.
 Snorklinglah sebelum diving.

 GUNAKANLAH ALAT PERAGA
 Gunakan sesuatu yang anak-anak dapat melihat, mendengar dan menyentuhnya.
 Gunakanlah alat peraga secukupnya. Tidak perlu kebanyakan dan bertaburan.
 Anda tahu bagaimana anak-anak. Dengan alat peraga, mereka akan lebih mudah
 mengingat berbagai hal.

 SEDERHANAKANLAH BICARA ANDA
 Anak-anak akan cepat lelah dengan deskripsi yang terlalu detil, dan dengan
 teori serta konsep. Gunakanlah cerita, untuk mendemostrasikan informasi
 yang
 akan Anda sampaikan. Buatlah proses itu menjadi fun.

 BERTANYALAH PADA MEREKA
 Pertanyaan akan membuat anak-anak berpikir dan terlibat. Menjawab
 pertanyaan
 bertanya, mengutarakan pendapat, dan melakukan evaluasi, adalah lebih
 menyenangkan bagi mereka dalam memahami berbagai fakta.

 ANTUSIASLAH DI HADAPAN MEREKA
 Jadilah antusias dan enerjik. Ini akan membuat Anda dan mereka tetap
 terjaga
 dan tertarik pada topik.

 PAKAILAH KACAMATA MEREKA
 Anak-anak melihat berbagai hal dengan cara pandang yang berbeda. Mereka
 melihatnya dengan kacamata mereka, bukan kacamata Anda. Concern, prioritas
 dan sistem nilai mereka, juga berbeda. Temukanlah apa yang penting bagi
 mereka, sebelum berbicara. Doronglah mereka untuk meminta penjelasan, jika
 mereka tidak memahami apa yang Anda katakan.

 MEREKA TIDAK PEDULI ANDA SEBAGAI PEMBICARA
 Mereka, tidak peduli apakah Anda seorang pembicara yang hebat atau tidak.
 Apa yang mereka inginkan, hanyalah kejujuran, antusiasme, dan respek. Jika
 Anda melakukan kesalahan berbicara atau lupa akan sesuatu, tak perlu
 khawatir. Anak-anak itu menyenangkan, sebab mereka tak akan menghakimi
 Anda.
 Teruskan saja bicara Anda.

 JUJURLAH PADA MEREKA
 Jika Anda tidak tahu jawaban dari pertanyaan mereka, jujur saja. Tak usah
 Anda karang-karang jawabannya. Anak-anak, biasanya mengetahui jika Anda
 ngibul. Bilang saja nanti akan Anda cari jawabannya. Dan ingatlah, mereka
 akan menagihnya.

 LIBATKANLAH MEREKA
 Libatkanlah mereka. Jika ada bagian dari bicara Anda di mana mereka bisa
 tampil ke depan, melakukan penghitungan, atau membicarakan sesuatu,
 berikan
 kesempatan itu pada mereka.

 JIKA MEREKA HARUS DUDUK DAN DIAM: TEKNIK ABC
 Ada saat atau sesi tertentu di mana anak-anak memang diharapkan hanya
 duduk
 dan mendengarkan. Untuk sesi seperti ini, Anda hanya perlu melakukan
 beberapa penyesuaian.
 A: Attention Span
 Attention span atau rentang perhatian, adalah faktor yang membedakan
 kemampuan mendengar, antara anak-anak dan orang dewasa. Setelah dewasa,
 Anda
 telah bisa mengembangkan kemampuan untuk lebih fokus dan lebih lama
 bertahan
 mendengarkan sesuatu. Anak-anak belum bisa sejauh itu.
 Perhatikanlah acara bagus untuk anak-anak di televisi. Semuanya
 dipecah-pecah ke dalam berbagai segmen yang pendek-pendek. Dibuat seperti
 itu, agar anak-anak tetap duduk dan mendengarkan.
 Jika anak-anak terlibat dalam suatu aktivitas yang tidak dipilihnya
 sendiri,
 mereka akan lebih enggan mendengarkan. Prediksilah secara realistis,
 berapa
 lama mereka akan tetap fokus.
 B: Break it Up
 Jika Anda berbicara pada sekelompok anak-anak, pecahlah mereka menjadi
 kelompok-kelompok kecil. Jika bicara Anda akan panjang atau menyangkut
 beberapa isu sekaligus, pecahlah bahan bicara Anda menjadi
 potongan-potongan
 yang sederhana dan mudah dicerna.
 C: Children are Still Children
 Seberapa pun besarnya energi dan antusiasme Anda, mereka tak akan pernah
 melihatnya dari perspektif Anda. Selogis apapun pernyataan Anda, mereka
 tak
 akan pernah melihatnya seperti Anda melihatnya. Cobalah untuk memasuki
 sudut
 pandang mereka, kemudian bertanyalan WIIFM (What's In It For Me?). Sebab,
 mereka juga punya yang namanya minat dan ketertarikan pada sesuatu.
 KESIMPULAN
 Sebagian besar dari kita, adalah orang-orang dewasa yang tak sempurna,
 manusia-manusia yang penuh dengan cacat dan cela. Sebagian besarnya,
 disebabkan oleh kata dan bicara para orang tua kita. Kita masih bisa
 merasakan bekas dan carut-marutnya. Itulah luka lama kita, yang kecil
 kemungkinan bisa hilang selamanya.
 Kita tidak akan menyalahkan para orang tua. Sebab mereka hanya berjalan
 sesuai dengan perkembangan ilmu dan pengetahuan, sejalan dengan impian dan
 harapan, seiring dengan wawasan dan kemampuan. Begitulah yang telah
 terjadi,
 dan kita sudah tidak bisa apa-apa lagi, kecuali membangun masa depan.
 Apa yang terpenting, adalah menciptakan masa depan yang lebih baik dan
 makin
 baik. Masa depan dari anak-anak kita.
 Kita tak ingin mereka sama tak sempurnanya dengan kita. Kita ingin mereka
 lebih baik dari kita. Kita tak ingin semua cacat dan cela menggores lagi,
 seperti yang terjadi pada diri kita sendiri. Kita tak ingin semua itu
 datang
 dan datang lagi. Oleh sebab itu, janganlah kita ulangi kembali.
 Anak-anak tetaplah anak-anak. Orang dewasa mestinya makin dewasa.

Menghancurkan Kebiasaan Menunda Dalam 2½ Menit


Menghancurkan Kebiasaan Menunda
Dalam 2½ Menit
  
Menunda merupakan suatu aktifitas ketika anda membiarkan suatu pekerjaan dilaksanakan/diselesaikan pada saat mendatang walaupun sebenarnya dapat dilakukan saat ini. Kebiasaan menunda dapat terjadi pada berbagai aktifitas mulai dari aktifitas yang sederhana seperti mandi hingga aktifitas yang lebih besar dan kompleks seperti menyelesaikan suatu proyek yang telah terencana sebelumnya.

Pertanyaan selanjutnya adalah mengapa ada individu yang suka menunda? Salah satu prinsip kerja pikiran adalah melakukan penghubungan (asosiasi) antara satu hal dengan hal yang lain hingga terbentuklah jaringan informasi di dalam pikiran. Ketika pikiran anda mengasosiasikan (mengenali) suatu pekerjaan dengan suatu rasa yang tidak mengenakan, maka ketika tiba saatnya untuk melakukan pekerjaan tersebut, pikiran anda segera memunculkan kembali berbagai pemikiran atau rasa yang tidak mengenakan yang mencegah atau menghambat anda dari melakukan pekerjaan tersebut. Berbagai rasa seperti;  “kurang pas”, “berat”, “lelah”, “enggak gimana…. gitu” dan masih banyak lagi yang sering dikemukan oleh klien saya yang memiliki kesulitan dengan kebiasaan menunda.

Banyak orang yang meyakini bahwa menunda merupakan kebiasaan buruk karena menyebabkan berbagai kerugian. Beberapa kerugian yang disebabkan oleh menunda antara lain:
-         hilangnya berbagai kesempatan potensial yang dapat diraih
-         menurunkan kualitas hasil kerja akibat diselesaikan terburu-buru
-         burnout syndrome
-         menurunkan vitalitas fisik

Kebiasaan menunda berpotensi menghilangkan berbagai kesempatan yang dapat anda raih. Berpikir bahwa anda masih memiliki waktu lain untuk melakukan suatu pekerjaan sehingga tidak melakukannya sesegera mungkin sama halnya anda mempertaruhkan pekerjaan tersebut untuk suatu resiko yang tidak pasti. Berbagai hal dapat muncul di masa depan tanpa anda duga sebelumnya. Walaupun anda dapat melakukan perencanaan, tetap perencanaan bukanlah kenyataan. Berbagai hal yang tidak disangka dapat muncul seperti urusan atau pekerjaan lain yang baru muncul kemudian sehingga semakin menunda penyelesaian pekerjaan yang utama. Menurut saya itulah sebabnya perencanaan diberi nama peRENCANAan karena belum menjadi dan bukan kenyataan J.

Untuk setiap pekerjaan, cepat atau lambat, langsung atau tidak, pastilah memiliki tenggat waktu, batas waktu penyelesaian. Tenggat waktu penyelesaian menentukan alokasi waktu yang tersedia untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Suatu pekerjaan menghasilkan suatu yang baik jika rasio antara kuantitas kerja (work load) dan alokasi waktu (timing) tersedia secara proporsional. Ketika kedua hal tersebut tidak proporsional dimana kuantitas pekerjaan lebih besar dibandingkan alokasi waktu yang tersedia, maka anda mengorbankan hasil pekerjaan anda. Penundaan membuat anda mengerjakan pekerjaan di menit-menit terakhir sehingga mengurangi alokasi waktu yang tersedia untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Dengan alokasi waktu yang minim anda mencoba menyelesaikan begitu banyak timbunan pekerjaan sama artinya dengan  anda merelakan hasil pekerjaan untuk sesuatu yang “apa adanya”. Di manakah posisi hasil pekerjaan anda di tengah iklim persaingan saat ini?

Timbunan pekerjaan yang begitu banyak juga beresiko menimbulkan “burnout syndrome”. Burnout syndrome adalah sindroma yang ditemukan oleh Herbert J. Freudenberger di tahun 1970-an. Sindroma ini muncul ketika seorang individu melakukan suatu pekerjaan yang terlalu berat sehingga memunculkan kelelahan fisik dan mental. Gejala yang muncul pada sindroma ini antara lain fluktuasi mood, gangguan tidur, kesulitan konsentrasi, sakit punggung hingga gangguan pencernaan. Penundaan membuat alokasi waktu yang tersedia sangat minim, tidak seimbang dengan kuantitas pekerjaan sehingga menimbulkan beban kerja yang tinggi. Hal ini tentunya berujung pada munculnya burnout syndrome.

Penundaan juga dapat menurunkan kondisi fit fisik anda akibat kurangnya istirahat. Ketika anda ingin menyelesaikan timbunan pekerjaan dengan tenggat waktu yang telah di depan mata, terkadang anda rela mengorbankan waktu istirahat anda. Seorang klien saya menceritakan sewaktu kuliah banyak temannya menunda menyelesaikan tugas kuliah yang diberikan menjelang liburan. Mereka lebih memilih menikmati liburan terlebih dahulu ketimbang menyelesaikan tugas yang diberikan. Ketika masa liburan tersisa 3 hari, segera mereka mengerjakan tugas hingga larut malam. Setelahnya mereka harus belajar untuk menghadapi ujian akhir. Seluruh kelelahan fisik yang mereka alami berdampak pada kualitas hasil kerja dan nilai ujian yang kurang memuaskan. Namun anehnya, mereka melakukan hal yang sama berulang kali di setiap semester.    

Bukan “Harus” Tapi “Ingin”
Anda tentu sering mendengar kata “harus” dan kata “ingin”.Pada uraian kali ini saya tidak membahas “harus” atau “ingin” dari segi linguistik, melainkan lebih pada konteks yang dimunculkan oleh kedua kata tersebut. Termasuk di dalamnya berbagai pengalaman internal yang muncul pada diri individu dan efek yang ditimbulkan pada perbuatannya.

Pikiran bawah sadar manusia menangkap “harus” sebagai suatu hal yang sifatnya wajib. Kewajiban umumnya diasosiasikan dengan kerja keras, kesulitan atau hal yang melelahkan. Hal ini mengakibatkan ketika tiba saatnya untuk melakukan ke”harus”an tersebut umumnya individu menghindar. Penghindaran ini diwujudkan dalam berbagai bentuk mulai dari penundaan hingga tidak melakukan pekerjaan tersebut sama sekali.

Sebenarnya jika pikirkan lebih lanjut di setiap aktifitas, tentu anda dapat menemukan sisi yang menyenangkan. Seperti setiap emosi, rasa senang yang anda rasakan dapat semakin anda perbesar. Ketika anda berhasil melakukan hal tersebut, anda tentunya segera dapat melakukan aktifitas tanpa terbebani,  tanpa penundaan.
Oleh:
Yovan P. Putra